Friday, July 23, 2010

cumi saus padang

cumi saus padang

bahan:
900 gr cumi2, potong bulat seperti cincin
1 butir bawang bombay sedang, iris2 tipis
1/2 sdt garam
1/2 sdt air jeruk lemon
1 tangkai serai, iris tipis
3 lbr daun jeruk
2 cm jahe, memarkan
1 sdm saus sambal
1 sdm saus tiram
100 ml air
2 buah asam kandis

bumbu halus:
9 btr b.merah
3 siung b.putih
3 bh cabe merah, buang bijinya

cara:
1. lumuri cumi dgn garam dan air jeruk lemon. diamkan 15 menit.
2. tumis bumbu halus,bawang bombay, serai, daun jeruk dan jahe sampai harum.
3. masukkan cumi, masak sambil diaduk hingga berubah warna.
4. bumbui saus sambal dan saus tiram. tuang air. aduk rata.
5. tambahkan asam kandis. aduk hingga bumbu meresap.
6. tunggu hingga meletup letup, angkat dan sajikan


Note:
asam kandis bisa diganti asam biasa,sedikit saja biar tidak terlalu asam
cuci bersih cumi supaya air jeruk hilang dan tidak terlalu asam
masak cumi jangan terlalu lama, bisa membuat cumi menjadi alot
bila ingin lebih kental sausnya, tambahkan dengan sedikit larutan maizena (larutkan 1/2 sdm tepung maizena+air 2 sdm)
bila ingin lebih pedas dan beraroma, bumbu tumisan boleh ditambah irisan cabe rawit putih (seperti yang dijual seafood kaki lima)

silahkan mencoba!!!

Love disaster,2008

Oktober 2008.
Akhirnya aku menemukan jawaban dari semua ini. Melalui semua pedih yang kurasakan, semua malam penuh tangisan, semua energi yang terkuras dari jiwaku. Kini aku tahu, bahwa aku tidak sendiri. Mungkin saat itu aku memang sendiri, dan jauh sekali rasanya dari Tuhan, sampai aku bertanya; ” Tuhan, dimanakah engkau saat ini? Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu saat ini.” Tapi, serasa Tuhan tetap membisu, tak mendengar jeritanku. Aku memang bodoh, mana mungkin Tuhan tidak mendengarku? Mungkin Beliau hanya sedikit membutuhkan waktu untuk memberikan semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, mungkin Beliau membutuhkan sedikit waktu untuk memberiku kesempatan untukku bersabar, dan mungkin Beliau sedikit menguji seberapa tahankah diriku dengan semua kepahitan ini.
Ternyata, kini aku tahu semua jawabannya. Aku memang diciptakanNya dari jenis yang terpilih, yang pantas mendapatkan cobaan seperti ini, karena aku adalah jenis manusia yang paling kuat di dunia ini. Narsis memang, tapi itulah aku. Aku dengan segala kebodohan dan kekurangan yang kumiliki, tetaplah aku manusia yang hebat dan kuat, kalau tidak aku pasti sudah meninggalkan semua cerita ini dengan sia-sia dengan leher tergantung dipintu neraka atau terjatuh kedalam jurang yang tak berujung.

Maghrib terhebat.
Mungkin ini akan menjadi maghrib terhebat dalam hidupku. Sebuah maghrib yang tidak akan terhapus dari memori ingatanku, SEUMUR HIDUP. Bagaimana tidak, aku menemukan seorang wanita, ya seorang wanita bersembunyi dibalik pintu dalam gelapnya sebuah kamar, tepatnya kamar laki-laki. Dan, yang menjadi tanya dalam benakku adalah; ”Kenapa harus bersembunyi?”
Bukankah kalau tidak terjadi apa-apa wajarnya tidak perlu ada yang disembunyikan? Dan, aku tidak peduli lagi, sepertinya jantungku terasa berhenti sejenak, pikiranku kosong, dan tubuhku membatu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
Hampir setengah jam aku mengetuk pintunya, dengan suara parau yang hampir habis aku mengucapkan salam, tidak ada jawaban. Aku tahu dia ada di dalam. Teronggok sepeda motornya diluar rumah, yang sudah pasti menandakan ciri bahwa ada penghuni dalam rumah ini. Akupun tidak menyerah, tetap kuucapkan salam sambil mengetuk pintu dengan lebih keras. Tiba-tiba muncul sosok muka mengintip dibalik tirai kamar depan rumah itu, wajahnya, ya..wajah yang selama 7 tahun ini menemaniku. Aku terus mengetuk, dan mengetuk hingga akhirnya dibukalah pintu itu. Pintu itu hanya terbuka setengah, sesosok laki-laki muncul sambil berkata” Kan sudah aku bilang, kalau ada yang akan dibicarakan aku akan menghubungimu!” seraya mengumpulkan segenap tenaga yang tersisa, aku menjawab ” Tolong, aku ingin ikut sholat disini. Waktu maghrib sudah hampir habis.”
Dia tidak bisa menjawab apa-apa dan aku pun masuk kedalam rumahnya. Tiba-tiba mataku tertuju pada kamarnya. Kamarnya gelap, lampu tidak dinyalakan. Aku tahu ada yang ganjil disini. Merupakan suatu keanehan bila maghrib sudah tiba dan menjelang malam tapi lampu dalam rumah tidak dinyalakan. Akupun terus bertanya padanya;” Ada tamu?”
Dia diam, dan terus diam.
Tanpa meminta ijinnya, aku membuka pintu kamarnya yang gelap, kusapu seluruh isi ruangan dengan mata tajamku. Tidak ada apapun, atau siapapun, hingga akhirnya mataku menuju titik paling dekat denganku, sesosok manusia duduk meringkuk bersembunyi dibalik pintu. Ya, dia adalah wanita itu!
Astaghfirullah, Ya Allah Ya Rabb, aku tidak tahu apa yang sedang terjadi disini. Sekian detik aku menatapnya,dia tidak berani menatapku. Aku lalu kembali menutup pintu itu.
Aku lalu masuk dalam kamar mandi, mengambil air wudlu, lalu membiarkannya berbincang dengan teman yang tadi datang bersamaku, yang sedari tadi bingung dan diam saja melihat semua yang terjadi disini.
Aku lalu menunaikan Sholat Maghrib. Entah kenapa, Sholat maghribku kali ini begitu khusyuk, dan aku begitu pasrah. Tidak ada kemarahan dalam hatiku saat itu, hanya ucap syukur yang bertubi-tubi keluar dari hatiku, ucap alhamdulillah yang tak kunjung henti kupanjatkan pada Allah yang Maha tahu, atas semua kejadian yang baru saja terjadi. Terimakasih atas pencerahan yang diberikan, Terimakasih atas semua jawaban-jawaban yang kunanti selama ini. Ya Rabb, terimakasih Kau memberikan jawabannya, bahwa dia bukanlah untukku, dia tidaklah pantas untukku, dan dengan adanya kejadian ini, aku tahu sebenarnya siapa dia, dia yang sangat berpotensi mengulangi perbuatannya saat ini untuk kesekian kalinya di masa yang akan datang, dia yang tidak tahu mengenal akan kata “kesetiaan”, dia yang tidak pernah bersahabat denagn kata “kepercayaan”.. Dia yang menyakitiku. Dia yang menyakitiku.

Aku bukan wanita dzolim.
Aku tidak mau berfikir teantang apa yang baru saja terjadi dirumah ini, karena otakku sudah kosong, dan mungkin, karena aku sudah tahu apa yang mungkin saja sudah terjadi disini. Lalu, kenapa aku tidak berteriak dan melapor ke satpam perumahan bila sudah terjadi zina di waktu maghrib di komplek perumahan ini?kenapa aku tidak memprovokasi masyarakat penghuni kompleks untuk menggerebek rumah ini dengan kaliamt ” 40 rumah sekitar akan ikut terkena adzabnya”?
Tidak! Aku bukanlah orang yang seperti itu, aku bukanlah wanita keji yang dapat berbuat seperti itu diatas kekecewaanku. Aku hanyalah wanita lemah yang kuat, kuat untuk bersabar dan ikhlas menerima semuanya. Wanita yang kuat untuk tidak mendholimi orang lain. Wanita kuat yang tahu berterimakasih. Wanita kuat, yang masih mempunyai akal sehat dan mempunyai rasa kemanusiaan, wanita kuat yang sadar bahwa bila dia melakukannya, maka masyarakat akan segera menuntut mereka untuk segera menikah setelah merajamnya.
Tidak! Aku tidak sekuat itu untuk menegakkan hukum agama! Aku bukanlah orang suci, yang tidak pernah berbuat dosa! Aku bukanlah hakim, penentu mana yang salah mana yang benar, yang layak menghakimi orang lain. Bukan! Aku bukanlah wanita seperti itu. Aku hanya wanita yang tahu, bahwa aku tidak akan sanggup hidup bila melihat dia menikah dengannya, dengan wanita yang sama sekali menurut saya tidak pantas untuknya, wanita yang keji,dan suka berbuat dholim terhadap muslim lain,wanita yang suka memfitnah orang lain.

Aku bilang tidak!
Biarlah luka ini menemaniku, asal dia tidak jatuh ke tangannya. Bila aku tidak dapat memilikinya, maka dia pun tak akan pernah juga memilikinya. Bila aku tidak pantas untuknya, maka dia pun belum cukup pantas mendampinginya. Bila aku tak cukup baik untuknya, maka begitupula dia.
Hatiku hanya dapat berkata,” Siapapun boleh memilikinya, mendampinginya, mencintainya, tapi bukan dia!”, bukan orang yang merusak hubungan kami, bukan provokator atas semua kericuhan ini,bukan ya Rabb..bukan dia...jangan biarkan dia menikah dengannya Ya Rabb..Kumohon, kirimkan wanita tercantik dan terbaik di dunia ini untuknya Ya Rabb,supaya dia bahagia, supaya dia dapat tersenyum tiap hari, supaya ayahnya segera menimang cucu dari keturunan baik-baik,supaya dia tidak kesepian menjalani hari-harinya ya Rabb...tapi kumohon ya rabb, bukan dia....