Saturday, August 23, 2008

This is The DAY

August, 23th 2008; 8.35 pm.

Hanya bermodalkan segumpal kekuatan dan sepasang mata bengkak, aku menguatkan jari untuk menuliskan apa yang kurasakan saat ini..
Mungkin ini bukan hari terberat dalam hidupku, tapi mungkin akan menjadi salah satu isi list dalam "hari hari terberat dalam hidupku".
Dunia, cangkang yang mempersilahkan kita untuk berekspresi, kadang terlihat begitu besar.. Tanpa melihat dimensi ukuran, sebenarnya ini hanyalah sebuah dimensi yang berukuran selepas mata kita memandang. Apa maksudnya?
Maksudnya adalah, dunia sebenarnya, dari sudut pandang manapun, itu ada di genggaman kita, dapat kita lihat, dapat kita singgahi, dan dapat kita raih..tapi yang perlu kita perhatikan adalah, bagaimana cara kita melakukannya?
Banyak cara, dengan hati, pikiran, maupun phisically act kita.

Kadang kita berpikir, bahwa dunia terlalu luas untuk kita lihat..terlalu luas untuk kita singgahi..terlalu luas untuk kita kuasai..terlalu luas untuk dapat kita berkontribusi..
tapi pernahkan anda berpikir, pada waktu adam-hawa diturunkan di dunia?
ketika mereka diturunkan ke dunia, mereka berdua sudah melihat,singgah,dan kuasai.Karena hanya mereka berdualah yang exist di dunia saat itu, dan saat ini?apakah luas dunia bertambah, berkurang? what de hell mau melebar atau menyempit, ataupun semakin sesak dan panas karena polusi yang makin padat, whatsoever semua makhluk yang ada di dunia saat ini, layak merasakan apa yang dirasakan adam-hawa pada masa itu. karena kita juga exist pada saat ini.

Kenapa saya mengutak atik mengenai dunia?karena saya (pada saat menulis ini) dan anda yang membaca tulisan ini, masih hidup. Dan, itu berarti kita masih terikat dengan dunia, KEDUNIAWIAN.
Saya, anda, mereka, adalah makhluk hidup yang masih terikat dengan keduniawian, yang masih terikat dengan ke-eksistensi-an..
Dan saya, pada saat ini.memeng menghadapi sebuah masa yang berat untuk menentukan ke-eksistensi-an saya, baik untuk sekarang, dan nanti..
Umur 26, seharusnya sudah menjadi sangat cukup untuk saya menentukan apa yang seharusnya menjadi tujuan hidup saya, apakah saya harus exist?
Sayang, angka tidak menunjukkan ke-akurasi-an kedewasaan, sehingga apa yang saya maksud exist, belum saya definisikan secara tepat di dunia saya, pada usia saya sekarang ini.
People can comment, people can judge..
But they can't meet our "who really we are"...
Maka ketika saya, pada saat ini, detik ini, mengalami self de-existency, saya harus berkata Alhamdulillah...
Puji syukur terhadap Allah yang telah memberi kesadaran terhadap saya, bahwa saya belum mencapai tahap exist. Puji syukur terhadap Allah, bahwa saya berarti masih bisa menatap masa depan, dan memperbaiki diri..

Menikah,
salah satu fase dalam hidup seseorang adalah bertemu dengan lawan jenis, yang notabene bukan anggota keluarga sekandung, itu tidak dapat dipungkiri..
Tapi, apakah dengan berbagi setengah hidup kita dengan orang luar tersebut,menurunkan keturunan..itu adalah fase yang harus?yang dianggap exist? saya belum menemukan keharusan itu dalam kamus saya, bahkan dalam kepercayaan yang saya ikuti, baik dalam kitab suci saya.
Dianjurkan memang, bahkan di sunnah kan. dalam artian, akan lebih baik dilakukan daripada tidak dilakukan.
Bila suatu fase dalam hidup seseorang hanya akan memenuhi tahapan tersebut yang memang BIASANYA, SEWAJARNYA terjadi...( menurut pendapat seseorang terdekat saya)..
Apakah itu dapat diterima??oke...boleh boleh saja..itu kata saya.
Anda boleh berfikir orang sewajarnya begini..ornag biasanya melakukan ini....
Tapi anda tidak sebenarnya tidak perlu berkata... orang seharusnya begini..
Anda, Saya, mereka..bukan Tuhan..
Kita memang yang menentukan apa yang semua kita lakukan..tapi tidak semua hasilnya..adalah kemauan kita...atau jika memang itu kemauan kita, Sang Pencipta pasti akan Meng-iyakan..dengan resiko yang akan kita tanggung pula.
Jika kita menginginkan sesuatu, berharaplah itu semua mutlak kehendak Tuhan, bukan kehendak kita..
Dan, mengenai berbagi hidup dengan seseorang, yang mungkin akan menjadi separoh sendiri fase hidup kita, itu kita dapatkan, jalani, dan tunaikan dengan baik...sehingga hasilnya pun baik..
Subhanallah..Itu adalah BONUS.

Pekerjaan,
kadang dijadikan tolok ukur ke-eksistensi-an seseorang, kenapa?karena hal ini sangat dekat dengan keduniawian..pangkat, gaji, relasi, harta, pengalaman, kecerdasan...semua bersifat duniawi..
padahal, secara sadar maupun tidak sadar, kita sebenarnya selalu exist, baik kita, masih dalam wujud segumpal darah dikandungan rahim ibu, ruh, maupun kombinasi keduanya ditubuh kita sekarang, ataupun hanya ruh pada saat kita sudah meninggalkan dunia.Kita, manusia, adalah exist; previous, current, or after live in the world. Jadi, kenapa kita harus memusingkan our existency ? hal itu yang mengusik pikiran saya saat ini, karena saya diusik dengan yang namanya: PEKERJAAN.

Ya, Pekerjaan.
Saya dihadapkan pada dua pilihan.Keduanya: Pekerjaan.
Kenapa ini mengusik pikiran saya? karena ini menyangkut eksistensi yang orang harapkan, bukan yang tentu saya harapkan. dan, keduanya, adalah sama. Kenapa saya pusing? karena saya mencintai mereka, orang orang terkait dengan kedua pilihan ini. saya tidak pusing orang comment atau judge saya dengan ini, itu..
tapi saya concern mengenai hal ini, dan yang salah adalah: saya menginginkan keduanya, dan saya tidak tegas..
Apakah bekerja di pos A memuaskan?memberikan kesempatan kepada saya untuk berekspresi dan mengeksplorasi kemampuan saya semaksimal mungkin?mungkin iya. Apakah saya exist menurut mereka atau (mereka)? belum tentu.
Apakah saya bekerja di pos B mendapatkan safety level yang saya harapkan? materi?jabatan?jaminan kebahagiaan karena membuat tenang orang lain?ditempat yang menyenangkan?aman? mungkin iya. Apakah saya exist menurut mereka atau (mereka)? belum tentu juga.
jadi, dimanapun saya berada,saya bekerja,untuk, kepada,dimana, kapan,sampai kapan, dengan siapa..itu bukan masalah..kalau saya sudah merasa exist dengan Nya. Karena Dia-lah, Allah SWT yang maha exist, ever after..
Jadi, baik saya bekerja diperusahaan sekarang, maupun perusahaan yang baru, saya akan tetap exist denganNya, dengan ridloNya, dan semoga selalu di jalanNya.
Semoga apapun keputusan saya saat ini, ini adalah yang terbaik dariNya, bukan dari saya, ataupun pihak luar. dan semoga hal ini tidak meninggalkan luka,tapi meninggalkan kebaikan, untuk semua pihak.
Semoga ini adalah langkah awal untuk saya memulai hidup baru, dengan lebih serius, berhati hati, dan BENAR..
Semoga orang yang saya sayangi, meskipun terluka dan kecewa karena sikap saya, dapat memaklumi, tidak dendam, tidak membenci, ataupun menaruh dendam kepada saya..bahkan bisa menjadi lebih menyayangi saya..
Semoga existency bukan lagi menjadi suatu issue yang menyesakkan dada, karena memang tidak perlu.. karena kita adalah selalu exist...tanyakan itu kepada Tuhan anda..tanyakan pada hati anda..
Kita, anda, mereka,dunia, masa, adalah satu..
Semoga Allah selalu menunjukkan yang benar di setiap jalan dan sikap yang kita pilih..
Selamat tinggal diri yang lama...
Selamat datang diri yang baru...
Wish we can birth every day, every morning with new soul, new spirit, and absolutely with the better one.
Kita, kadang tidak sadar, bahwa kita melewati tahap reinkarnasi berkali kali, lahir sebagai individu yang baru..
Padahal itu, terjadi setiap hari..
Setiap hari kita terbangun dari kematian sesaat, untuk bangun, dan menjadi individu yang lebih baik..itulah mengapa, ada kepercayaan di suatu agama,manusia terlahir kembali, atau reinkarnasi...sebenarnya kita tidak perlu lahir secara harfiah melewati masa, ruang dan fisik yang berbeda..
dan kenapa ada ajaran, khususnya Islam (pesan dari rasullullah SAW) bahwa kita tidak boleh menjadi orang yang merugi, hanya karena kita sama dengan hari kemarin, hanya karena kita lebih buruk dari hari kemarin...
Selamat lahir kembali...

End of message:
Selamat memasuki Bulan Ramadhan, bulan penuh rahmat, pengampunan,dan kelahiran..
Semoga posting ini tidak menimbulkan hal negatif, semoga memberi inspirasi terhadap yang membaca, untuk menjadi yang lebih baik,dalam koridorNya..

9.59 pm,
Ditutup dengan seuntai senyum,
semoga Allah memberikan ketenangan atas apa yang sedang mengusik saya malam ini.